Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Hukum Tajwid saat Membaca Al-Quran, Lengkap dengan Contohnya

Hukum Tajwid saat Membaca Al-Quran, Lengkap dengan Contohnya

hukum tajwid

Hukum tajwid wajib Anda ketahui sebagai seorang Muslim ketika membaca Al-quran. Karena, membaca Al-quran harus tartil, benar, dan mengetahui makharijul huruf serta kapan harus lanjut membaca atau berhenti.

Salah satu usaha supaya dapat membaca Al-quran dengan tartil dan baik adalah belajar ilmu tajwid. Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara pelafalan dan pengucapan Al-quran. Mari simak uraian selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Tajwid?

Tajwid secara harfiah artinya melakukan suatu hal dengan indah dan elok atau bagus serta membaguskan. Asal kata tajwid dalam bahasa Arab, yaitu jawwada. 

Menurut ilmu Qiraah, tajwid maknanya mengeluarkan huruf berdasarkan tempatnya dengan menambahkan sifat-sifat hurufnya. Maksudnya, ilmu tajwid merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang cara mengucapkan atau membunyikan huruf-huruf di dalam Al-quran atau bukan.

Beberapa pembahasan yang ada pada bidang ilmu ini, yaitu:

  • Makharijul huruf: Tempat masuk dan keluarnya huruf.
  • Ahkamul huruf: Hubungan antara satu huruf dengan lainnya.
  • Ahkamul waqaf wal ibtida’: Menghentikan dan memulai bacaan.
  • Sifatul huruf: Cara mengucapkan huruf.
  • Ahkamul maddi wal qasr: Pendek dan panjang ucapan.
  • Al-Khat al-Utsmani.
Pengertian ilmu tajwid lainnya, yaitu menyampaikan secara sempurna dan sebaik-baiknya untuk setiap bacaan ayat-ayat Al-quran. Semua ulama mengatakan bahwa hukum untuk mempelajari tajwid adalah fardu kifayah. Namun, mengamalkan tajwid saat membaca Al-quran merupakan kewajiban atau fardu ain kepada wanita dan pria yang dewasa atau mukalaf.

Dalil Tajwid

Berikut ini ada beberapa dalil yang mewajibkan umat Muslim untuk membaca Al-quran dengan tajwid:

1.Surah Muzzammil (4)

Allah swt berfirman dalam surah Al-Muzzammil ayat 4:

                                                  اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: "Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-quran itu dengan perlahan-lahan."
Pada ayat ini Allah swt memerintahkan kepada Rasulullah saw untuk membaca Al-quran secara tartil. Maksudnya dengan memperindah pengucapan pada setiap hurufnya atau bertajwid.

2.Hadits 2847 Jamik At-Tirmidzi

Diriwayatkan dari istri Rasulullah saw yang bernama Ummu Salamah r.a, saat beliau ditanya mengenai sholat dan bacaan Al-quran Nabi Muhammad saw. Beliau menjawab:

“Ketahuilah bahwa Baginda saw sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika dia shalat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika dia tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika dia shalat tadi hingga menjelang subuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah saw dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadis 2847 Jamik At-Tirmizi).

3. Ijma Ulama

Para ulama sudah sepakat sejak zaman Rasulullah saw hingga saat ini. Membaca Al-quran menggunakan tajwid merupakan hal yang wajib dan fardu.


Hukum Bacaan Tajwid Nun Mati dan Contohnya    

Berikut ini uraian lengkap tentang macam-macam hukum bacaan tajwid Nun Mati dan juga contohnya:

1. Idzhar Halqi

Idzhar Halqi adalah salah satu bagian atau cabang dari Hukum Izhar pada Ilmu Tajwid. Makna dari kata Idzhar adalah jelas atau terang. Dinamakan Idzhar Halqi karena makhraj dari setiap hurufnya keluar dari tenggorokan atau halq.

Hukum Idzhar Halqi berlaku saat adanya tanwin (dhomah tanwin (ــٌـ), fathah tanwin (ــًـ), dan kasrah tanwin (ــٍــ)) atau huruf Nun Mati ( نْ ). Bertemu huruf-huruf Idzhar yang terdiri dari Alif (ا), Ghain (غ), Ha’ ( ﮬ), Ha (ح), ‘Ain (ع), Hamzah ( ء ), dan Kha (خ).

Cara membaca Idzhar Halqi, yaitu wajib jelas atau terang, serta tidak boleh berdengung. Contohnya:

                                                      وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ

waminn syarri ghoosiqin idzaa waqoba

Contoh tersebut ada pada surah Al Falaq ayat 3. Kasrah tanwin bertemu dengan huruf alif (hamzah), sehingga cara membacanya adalah qin. 

2. Idzhar Mutlak atau Wajib

Hukum Idzhar Mutlak berlaku apabila huruf Nun Mati bertemu dengan huruf hijaiyah ( ي ـ و ـ ن ـ م ) dalam satu kata. Maka, Anda wajib membacanya dengan jelas atau terang serta tidak berdengung.

Contoh bacaan Idzhar Mutlak:

  • دُنْيَا dunyaa
  • قِنْوَانٌ qinwaanun
  • بُنْيَانٌ bunyaanun
  • صِنْوَانٌ sinwaanun

3. Idgham Bighunnah

Hukum Idgham Bighunnah atau Idgham Ma’al Gunnah adalah salah satu hukum tajwid. Berlaku saat tanwin atau Nun Mati bertemu huruf ( ي ـ و ـ ن ـ م ) secara terpisah atau tidak dalam satu kata.

Bi artinya dengan, sedangkan Ghunnah adalah dengung. Makna dari Idgham, yaitu meleburkan satu huruf yang ada pada bagian depan ke dalam huruf sesudahnya atau ditasydid-kan.

Cara membaca Idgham Bighunnah adalah meleburkan tanwin atau Nun Mati menjadi pelafalan huruf setelahnya seolah-olah ada tanda tasydid. Ketika membacanya harus dengan suara mendengung sekitar 2-3 harakat atau 1-1,5 Alif.

Berikut ini beberapa contoh hukum bacan Idgham Bighunnah:

  • Tanwin atau Nun Sukun bertemu Ya : لِمَنْ يَرَى ; limayyaraa, اَنْ يَتُوْبُ ; ayyatuuba
  • Tanwin atau Nun Sukun bertemu Mim : نَكُنْ مَعَكًمْ ; nakumma‘akum
  • Tanwin atau Nun Sukun bertemu Waw : مِنْ وَرَائِهِمْ ; miwwaraa ihim

4. Iqlab

Iqlab merupakan hukum tajwid yang terjadi saat tanwin dan juga Nun Sukun bertemu huruf Ba ( ب ). Secara harfiah, Iqlab artinya mengubah atau menggantikan sesuatu dari bentuk aslinya.

Cara membaca Iqlab adalah dengan cara mengubah atau menggantikan tanwin atau Nun Mati menjadi bunyi Mim Sukun. Oleh sebab itu, saat tanwin atau Nun Mati bertemu huruf Ba, maka bibir bawah dan atas dalam posisi tertutup. Selain itu, iringi juga dengan suara dengung sekitar 2 harakat.

Hukum Iqlab biasanya memiliki tanda huruf Mim berukuran kecil yang terletak pada bagian atas, yaitu antara tanwin atau Nun Mati dengan huruf Ba.

Contoh hukum bacaan Iqlab:
  •  مَنْ بِخَلَ ; mambakhila

5. Idgham Bilaghunnah

Hukum Idgham Bilaghunnah adalah suatu hukum tajwid yang berlaku saat ada tanwin atau Nun Sukun bertemu dengan huruf Ro (ر) dan Lam (ل). Kemudian, membacanya dengan tidak memakai suara berdengung. 

Bila artinya adalah dengan tanpa atau tidak, sedangkan Ghunnah artinya berdengung. Idgham artinya menggabungkan atau meleburkan satu huruf terhadap huruf lainnya yang ada di depannya. 

Cara membaca Idgham Bilaghunnah adalah dengan meleburkan tanwin atau Nun Sukun menjadi bunyi huruf berikutnya, yaitu Ro atau Lam. Cara melafazkan kedua huruf tersebut seolah ada tanda tasydid tanpa suara dengung.

Contoh hukum bacaan Idgham Bilaghunnah, yaitu:
  • مِنْ لَدُنْكِ ; milladunka
  • لَطِيْفٌ لِمَا ; lathiifullimaa

6. Ikhfa’ Haqiqi

Ikhfa’ Haqiqi jika Anda lihat dari asal hurufnya memiliki arti menyamarkan atau menyembunyikan. Pada ilmu tajwid, jika ada tanwin atau Nun Sukun bertemu huruf salah satu dari 15 huruf Ikhfa’, maka hukum bacaannya menjadi Ikhfa’ Haqiqi.

Ikhfa’ Haqiqi artinya menyembunyikan atau menyamarkan tanwin atau Nun Sukun menjadi huruf Ikhfa yang ada setelahnya. 15 huruf Ikhfa’ tersebut, yaitu:
ت – ث – د – ذ – ز – س – ش – ص – ض – ط – ظ – ف – ق – ك

Semua huruf Ikhfa’ tersebut tidak ada tasydid, sehingga Anda tidak harus membacanya dengan dengung. Cara membaca Ikhfa’ Haqiqi adalah dengan mengeluarkan suara tanwin atau Nun Sukun dari dalam rongga hidung hingga terdengar samar. 

Maksudnya adalah dengan mengeluarkan suara N atau NG, kemudian berdengung sepanjang 2-3 harakat atau 1-1,5 Alif. Selanjutnya, baca huruf setelah tanwin atau Nun Sukun.
Contoh bacaan Ikhfa’ Haqiqi:
  • مِن دُونِهِمَا ; Minnnngduunihimaa atau Minnnn . . duunihimaa
  • مِنْ تَحْتِهَا ; Minngtahtihaa

Hukum Bacaan Tajwid Mim Mati dan Contohnya    

Berikut ini macam-macam hukum bacaan tajwid Mim Mati beserta contohnya:

1. Idzhar Syafawi

Idzhar Syafawi merupakan bagian dari ilmu tajwid yang berlaku saat Mim Sukun bertemu huruf hijaiyah selain huruf Ba’ dan Mim. Kata Idzhar artinya tidak berdengung atau jelas. Sedangkan Syafawi, maknanya adalah bibir. 

Karena Mim makhrajul hurufnya adalah bertemunya bibir bagian atas dan bawah.
Menurut istilah dalam ilmu tajwid, Idzhar Syafawi adalah melafalkan setiaf huruf hijaiyah yang bertemu Mim Sukun secara jelas dan terang tanpa dengung. Hukum bacaan Idzhar Syafawi dapat berlaku untuk kata yang terpisah atau dalam satu kata.

Contoh hukum bacaan Idzhar Syafawi:
  • هُمْ نَائِمُوْنَ ; hum naaaaaimuuna
  • قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ ; qul na‘am wa antum

2. Idgham Mimi atau Idgham Mitslain

Idgham Mimi atau Idgham Mitslain adalah hukum tajwid yang berlaku khusus pada Mim Sukun yang bertemu huruf Mim berharakat tanpa tanwin. Dinamakan Mitslain karena terjadinya pertemuan antara 2 huruf hijaiyah dengan sifat dan makhraj yang sama persis.

Namun, hukum ini hanya berlakuk khusus pada Mim Mati yang bertemu Mim berharakat. Jika yang bertemu adalah 2 huruf hijaiyah yang sama selain Mim, maka hukum yang berlaku adalah Idgham Mutamasilain atau Mad Tamkin.

Penamaan Idgham berasal dari cara pelafalannya dengan menggabungkan atau meleburkan satu huruf hijaiyah pada huruf hijaiyah setelahnya. Istilah lainnya, yaitu di tasydidkan.  Hukum Idgham Mimi Anda baca secara mendengung, namun makhraj huruf Mim-nya terang dan mengalun. Panjang harakat sekitar 1-1,5 Alif atau 2-3 harakat.

Pada ayat Al-quran, bacaan yang mengandung hukum Idgham Mimi sudah ada tanda tasydidnya. Tasydid Idgham Mimi adalah Tasydid Hukum, maksudnya suatu tanda yang menjadi sebab terjadinya hukum pertemuan atau peleburan.

Contoh Idgham Mimi atau Idgham Mitslain:
  • لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ ; lahummmmaa yattaquuna
  • هُمْ مَااِنْفَقُوْا ; hummmmaa infaquu

3. Ikhfa’ Syafawi

Ikhfa’ Syafawi merupakan suatu hukum tajwid yang berlaku saat Mim Sukun bertemu huruf Ba. Arti dari Ikhfa’ adalah menyamarkan atau menyembunyikan, sedangkan Syafawi artinya bibir.

Dinamakan Ikhfa’ Syafawi karena makhraj huruf Ba dan Mim merupakan pertemuan antara bibir atas dan bawah. Hukum bacaan tajwid ini sangat dibandingkan hukum nun mati lainnya, seperrti Iqlab, Idgham Bighunnah, atau Ghunnah Musyaddadah.  

Karena Mim Sukun pada bacaan Ikhfa’ Syafawi tidak memiliki tanda tasydid atau yang lainnya. Namun, pada hukum bacaan Ikhfa’ Syafawi wajib Anda baca secara mendengung sepanjang 1,5 Alif atau sekitar 2-3 harakat. Jika Anda tidak membacanya dengan dengung, maka hukumnya akan menjadi Idzhar.

Cara membaca Ikhfa’ Syafawi adalah dengan membaca terlebih dahulu huruf yang terletak sebelum Mim Sukun. Kemudian, masuk pada Mim Sukun dan keluarkan irama dengungan Ikhfa’ Syafawi. 

Tahan Mim secara samar-samar, yaitu ummmng atau immng atau ammmng. Sehingga, saat akan bertemu huruf Ba, maka bibir bawah dan atas dalam keadaan tertutup.

Contoh hukum bacaan Ikhfa’ Syafawi:
  • اِنَهُمْ بِدَالِكَ ; innahummng bidzaalika
  • تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ ; tarmiihimmmng bihijaarotin

Hukum Bacaan Qalqalah    

Qalqalah merupakan hukum bacaan tajwid yang terjadi ketika huruf jim (ج), tho (ط), ba (ب), dal (د), dan qaf (ق) terletak di akhir kalimat atau memiliki tanda sukun. Cara membaca qalqalah, yaitu memantul.

Hukum bacaan qalqalah terbagi atas 2 jenis, yaitu qalqalah kubro dan sugra. Qalqalah Kubro, yaitu setiap huruf qalqalah yang terletak pada ujung kalimat akibat adanya tanda waqaf. Sedangkan Qalqalah Sugra adalah saat huruf qalqalah terdapat tanda sukun pada bagian tengah kalimat atau kata.

Contoh hukum bacaan Qalqalah Kubro
  • قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ; qul huwallāhu aḥad
Contoh hukum bacaan Qalqalah Sugra
  • يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ ; Yauma ya kuunun naasu kal farashil mabthuuth

Hukum Bacaan Idgham

Berikut ini ada tiga jenis hukum Idgham akibat perbedaan sifat dan makhrajnya:

1. Idgham Mutamatsilain

Idgham Mutamatsilain merupakan hukum bacaan tajwid yang berlaku saat kedua huruf hijaiyah yang sama bertemu. Contohnya, ketika huruf Ro bertemu Ro Sukun, maka cara membacanya dengan meleburkan huruf sukun pada huruf selanjutnya tanpa dengung.

  • فَمَا رَبِحَت تِّجَارَتُهُمْ  ; famaa robihattajaa rotuhum
  • قَالُوا آمَنَّا وَقَد دَّخَلُوا ; qoluuu mannaa waqodda kholuu 

2. Idgham Mutajanisain

Hukum bacaan Idgham Mutajanisain terjadi saat 2 huruf hijaiyah beda sifat dengan makhraj yang sama bertemu. Contohnya huruf Ta’ bertemu Tho, Dal bertemu Ta’, atau Dzhal bertemu Zha.
Idgham Mutajanisain terbagi lagi atas 3 kategori:

Shaghir

Kategori pertama ini terjadi saat huruf hijaiyah sukun bertemu dengan huruf berharakat. Hukum bacaan ini terbagi lagi menjadi 2 jenis. Pertama dengan hukum bacaan Idzhar yang harus Anda baca dengan jelas tanpa dengung. Hukum bacaan Idzhar ini khusus untuk huruf dengan makhraj dari tenggorokan.

Kedua, hukum bacaan Ikhfa’ dan Idgham. Idgham disini terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu Idgham Naqish dan Idgham Kamil.
  • Ikhfa’: Berdasarkan pendapat dari Jumhur Ulama, hukum bacaan ini terjadi hanya untuk satu ayat saja, yaitu pada Surah Al-Fiil ayat 4. تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٌ
  • Idgham Naqish: Bacaan Idgham yang hanya sebagian saja. Meleburkan huruf pertama pada huruf kedua untuk makhrojnya saja. Sedangkan sifat pada hurufnya tetap Anda baca.
  • Idgham Kamil: Bacaan Idgham secara sempurna, yaitu meleburkan huruf pertama ke dalam huruf kedua secara keseluruhan. Baik sifatnya maupun makhrajnya.

Kabiir

Saat ada dua huruf hijaiyah berharakat dengan sifat berbeda, namun memiliki makhraj yang sama, namanya adalah Idgham Mutajanisain Kabiir. Pada riwayat Hafs, hukum bacaan tajwid ini adalah Idzhar.

Kecuali untuk lafadz يَهِدِّيْ yang terdapat di Surah Yunus ayat 35. Khusus ayat tersebut Anda boleh membacanya secara Idgham berdasarkan pendapat sebagian ulama qurra.

Muthlaq

Hukum bacaan ini berlaku apabila huruf hijaiyah berharakat bertemu dengan huruf hijaiyah dengan sukun. Misalnya, pada lafadz: 
يَشْكُرُ

Seluruh ulama Qurra’ sepakat bahwa hukum bacaannya adalah Idzhar atau jelas.
Contoh hukum Idgham Mutajanisain:
  • وَ قَالَتْ طَائِفَةٌ ; wa qoolatthoo ifatun
  • قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ; qottabayyanarrusydu minalghoyya

3. Idgham Mutaqaribain

Idgham Mutaqaribain merupakan hukum tajwid yang berlaku karena bertemunya dua huruf hijaiyah yang memiliki sifat dan makhraj hampir sama. Contohnya, Kaf bertemu Qaf atau Lam bertemu Ro.

Idgham Mutaqaribain terdiri atas 2 kata, yaitu Idgham dan juga Mutaqaribain. Kata Idgham maknanya memasukkan, sedangkan 
Mutaqaribain adalah 2 huruf berdekatan. Cara membacanya, yaitu dengan memasukkan huruf pertama dengan tanda sukun pada huruf kedua.
Contoh hukum bacaan Idgham Mutaqaribain:
  • نَخْلُقْكُّمْ ; Nakhlukkum
  • وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ ; Wakurrobba adkhilnii

Hukum Bacaan Mad

Mad maknanya melanjutkan. Ada dua jenis mad, yaitu mad far’I dan mad asli. Huruf mad terbagi atas tiga, yaitu alif, ya’, dan wau yang berbaris saktah atau mati. Panjang pendeknya bacaan mad bergantung pada standar harakat.
Berikut ini macam-macam hukum bacaan tajwid mad:

1. Mad Thabi’i

Mad Thabi’i atau mad asli adalah jenis mad yang terjadi ketika adanya alif yang berada setelah fathah. Huruf wau setelah dhammah atau ya’ sukun setelah kasrah. Maka hukum bacaannya adalah Mad Thabi’i.

Mad maknanya panjang, sedangkan Thabi’i artinya biasa. Sehingga, cara membacanya sepanjang satu alif atau dua harakat.
Contoh hukum bacaan Mad Thabi’i, yaitu:
  • وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌۙ ; Wujuuhuyyaumaidzin khoosyi'ah
  • فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌۘ ; Fiihaa ‘ainun jaariyatun
  • لَّا يُسْمِنُ ; Laa yusminu

2. Mad Far’i

Hukum bacaan Mad Far’i adalah hukum tambahan dari Mad asli karena adanya sukun atau hamzah. Menurut bahasa Mad Far’i artinya cabang. Cara membaca Mad Far’i sepanjang 6 harakat. Mad Far’i terbagi atas 4 cabang, yaitu Mad Far’i karena hamzah, tasydid, sukun, dan waqaf. 

Berikut ini beberapa jenis hukum tajwid Mad Far’i karena bertemu dengan huruf hamzah, yaitu:

Mad Wajib Muttashil

Hukumnya yaitu saat ada bacaan Mad Thabi'i yang bertemu hamzah pada satu kalimat. Cara membacanya sepanjang 2 setengah alif atau 5 harakat. Contoh Mad Wajib Muttashil:
  • جَآءَ ; jaaaaa

Mad Shilah Thawilah

Hukum bacaan Mad ini terjadi ketika bacaan Mad Shilah Thawilah bertemu huruf hamzah atau alif hamzah pada satu kalimat. Anda bisa membacanya dua setengah alif atau 5 harakat maupun 1 alif atau 2 harakat. Contohnya:
  • مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗ ; maa lahuuuuu akhladahuu
Berikut ini beberapa jenis Mad Far’i karena bertemu tasydid, yaitu:

Mad Lazim Mutsaqal Kilmi

Hukumnya adalah jika ada bacaan Mad Thobi’i yang bertemu huruf bertasydid pada sebuah kalimat. Anda wajib membacanya sepanjang 3 alif atau 6 harakat, kemudian baru Anda lanjutkan membaca huruf setelahnya. Contoh:
  • وَلَاالضَّآلِّيْنَ ; waladdhoooooolliin

Mad Lazim Musyabba’

Hukum bacaan Mad ini berlaku saat sesudah mad terdapat huruf sukun yang tidak ditasydidkan atau diidghamkan. Anda harus membacanya 3 alif atau 6 harakat. Contohnya: 
  • نۤ ; Nuuuuuun
Berikut ini beberapa hukum bacaan tajwid Mad Far’i karena bertemu sukun, yaitu:

Mad Lin

Mad Lin berlaku ketika ada ya’ mati dan wawu mati yang huruf sebelumnya memiliki harakat fathah. Cara membaca Mad Lin dengan lembut dan halus dan jangan panjang. Kecuali Anda membacanya ketika waqaf serta hukumnya berubah menjadi Mad Arid Lissukun. Contoh:
  • اَرَءَيْتَ ; aroayta

Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi

Hukumnya jika terdapat bacaan Mad Thabi’i yang bertemu huruf mati, namun tidak terletak di akhir kalimat. Anda wajib membacanya sepanjang 3 alif atau 6 harakat. Contoh:
  • اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ كُنْتُمْ ; aaaaaalaana wa qodkunnngtum

Sudah Siap Membaca Al-quran dengan Hukum Tajwid?

Setelah menyimak macam-macam hukum bacaan tajwid di atas, semoga dapat membantu Anda dalam memahami ilmu tajwid. Jika Anda memahami ilmu tersebut, maka secara otomatis bisa membaca Al-quran dengan tepat.
Open Comments